Repository Skripsi, Tesis & Disertasi

  • Beranda
  • Informasi
  • Berita
  • Bantuan
  • Pustakawan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Pembimbing NIM Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Esensial Pembelaan Diri Oleh Pekerja Migran Indonesia Ditinjau dari Universal Declaration of Human Rights (Studi Kasus Tuti Tursilawati Dieksekusi Mati di Arab Saudi)

Hukum Internasional

Esensial Pembelaan Diri Oleh Pekerja Migran Indonesia Ditinjau dari Universal Declaration of Human Rights (Studi Kasus Tuti Tursilawati Dieksekusi Mati di Arab Saudi)

Stevany Ellsa Simbolon - Nama Orang;

Pembelaan diri oleh pelaku kejahatan masih sering diartikan oleh sebagian orang awam dilakukan agar lepas dari pertanggungjawaban hukum. Namun, pemikiran seperti itu sudah tidak pantas lagi dipertahankan di masa sekarang. Kehadiran Hak Asasi Manusia dalam era seperti sekarang, sudah membawa dan mengubah revolusi berpikir manusia tentang konsep pembelaan diri. Pembelaan diri merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia yang sudah diakui dan dibenarkan legalitasnya dalam lingkup nasional maupun internasional. Yang di mana, dukungan terhadap Hak Asasi Manusia tersebut dideklarasikan secara internasional di dalam Universal Declaration of Human Rights (DUHAM) pada tanggal 10 Desember 1948 di Paris. Penelitian ini menguraikan poin-poin pembelaan diri Tuti Tursilawati yang memiliki keterkaitan erat dengan beberapa pasal yang tertulis di dalam Universal Declaration of Human Rights (DUHAM), yang seharusnya dapat dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Arab Saudi untuk membebaskan Tuti Tursilawati dari eksekusi mati. Penelitian ini bertujuan sebagai pembelajaran kita bersama di masa mendatang jika menghadapi kasus serupa, kita sangat perlu memaksimalkan upaya preventif dan lebih cepat tanggap melakukan upaya represif. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris yang bersifat kualitatif. Di dalam penelitian ini juga ditegaskan bahwa, pelaksanaan eksekusi mati bukanlah solusi yang tepat untuk mengakhiri kejahatan (bonus malum superate).


Ketersediaan
1833001095 HI1833001095 HISkripsi (S1)Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
1833001095 HI
Penerbit
Jakarta : Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana., 2022
Deskripsi Fisik
xv, 159 hlm
Bahasa
Indonesia
NIM
1833001095
Klasifikasi
1833001095 HI
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Pembimbing
Hartono Widodo (Pembimbing II)
M. Iman Santoso (Pembimbing I)
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
  • Skripsi Stevany Ellsa Simbolon
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Repository Skripsi, Tesis & Disertasi
  • Informasi
  • Layanan
  • Login Pustakawan

Jam Layanan Perpustakaan

Senin s/d Kamis : 09.00 - 16.30 WIB
Jumat : 13.00 - 16.30 WIB
Istirahat : 12.00 - 13.00 WIB

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih Program Kekhususan (PK) yang menarik bagi Anda
  • Hukum Agraria
  • Hukum Kesehatan
Pencarian Spesifik